Rabu, 23 Maret 2011

Profil

Profil
HIMPAUDI Cabang Kecamatan Dramaga

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Adanya program BKB - PAUD yang digalakan oleh pemerintah bahwa disetiap Rukun Warga harus memiliki BKB – PAUD yang dimotori oleh Tim Penggerak PKK masing masing kelurahan pada tingkat RW dan RT. Serta didorongnya rasa keinginan dan tujuan kami untuk meningkatkan kualitas dan propesionalisme pendidik yang baik, dilingkungan kecamatan Dramaga.

Atas dasar tersebut dan diprakarsa Oleh Himpaudi Kabupaten Bogor Yang diketuai Oleh Ibu Rodiah suhendar. Yang bertujuan sebagai wadah dan sarana bagi pendidik Anak Usia Dini, serta meningkatkan kompetensi khususnya Pendidik dari ibu-ibu PKK.Terbentuklah HIMPAUDI Cabang tingkatKecamatan
Yang didasarkan pada :

• Anggaran Dasar Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini
Indonesia
• Bab VI pasal 17 tentang Struktur Organisasi
• Bab VI pasal 20 Tentang Susunan Organisasi

Tujuan

Tujuan Utama Pendirian HIMPAUDI Kecamatan Dramaga
• Sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas dan propesionalisme pendidik yang baik,
dilingkungan kecamatan Dramaga.
• Mempersiapkan tenaga pendidik menjadi tenaga yang propesional.
• Meningkatkan Kompetensi tenaga pendidik
• Melakukan Monitoring atau Pembinaan Lembaga PAUD dilingkungan Kecamatan
Dramaga
• Mencerdaskan anak-anak bangsa terutama anak-anak yang tidak beruntung karena
faktor ekonomi orang tua mereka,di lingkungan kecamatan Dramaga melalui PAUD

Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Visi dan Misi HIMPAUDI Kecamatan Dramaga

Visi :

a. Terwujudnya Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia yang
tangguh, professional dan berahlak mulia.
b. Memajukan Pendidik PAUD terdepan , mampu berkomunikasi,kerjasama,Cerdas,Kreatif dan Edukatif berbudi pekerti yang luhur

Misi :

a. Menghimpun Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik Anak Usia Dini untuk
mencerdaskan bangsa
b. Meningkatkan profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik Anak Usia Dini Indonesia
c. Meningkatkan kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik Anak Usia Dini Indonesia

Senin, 14 Maret 2011

Standar Isi PAUD non formal


RANCANGAN STANDAR ISI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(SEBUAH GAGASAN MASUKAN UNTUK PENGEMBANGAN STANDAR ISI)

 


I. PENDAHULUAN


A.     Rasional

Pada hakikatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai fungsi: (1) pemersatu bangsa, (2) penyamaan kesempatan, dan (3) pengembangan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan memungkinkan setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Sementara itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi, fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta strategi pembangunan pendidikan nasional, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat , dan berdaya saing dalam kehidupan global.
Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Misi pendidikan nasional adalah: (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (2) meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing  di tingkat nasional, regional dan internasional; (3) meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global; (4) membantu dan menfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (5) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas kepribadian yang bermoral; (6) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global; dan (7) mendorong peran serta masyarakat prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indinesia.
Selain itu, sesuai dengan pasal 28 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa : (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan 

A.     Pengertian

1.      Standar Perkembangan
Standar Perkembangan merupakan pengembangan potensi anak yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak didik sesuai dengan tahapan usianya
2.      Perkembangan  Dasar
Perkembangan dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan dilakukan oleh anak didik, yang merupakan. cerminan pengetahuan, keterampilan dan sikap anak yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam seluruh aspek perkembangan.
3.      Indikator
Indikator merupakan hasil belajar yang lebih spesifik dan terukur dalam satu perkembangan dasar. Apabila serangkaian indikator dalam satu perkembangan dasar sudah tercapai, berarti target perkembangan dasar tersebut sudah terpenuhi.
           
B.     Tujuan dan Fungsi

1.      Tujuan
Standar kompetensi  perkembangan anak bertujuan untuk dapat Standar isi bertujuan untuk membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak anak usia dini, meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni, sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Fungsi
a.       Mengemgembangkan sikap dan perilaku yang baik sesuai akidah agama dan norma yang dianut.
b.      Mengembangkan kemampuan sosialisasi dan  mengendalikan emosi.
c.       Menumbuhkan kemandirian anak.
d.      Mengembangkan  kemampuan berbahasa.
e.       Mengembangkan kemampuan kognitif .
f.        Mengembangkan kemampuan fisik/ motorik
g.       Mengembangkan daya cipta dan kreativitas anak

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar kompetensi pendidikan anak usia dini dikembangkan berdasarkan aspek perkembangan anak, yang meliputi:
·  Perkembangan moral dan nilai-nilai agama
·  Perkembangan sosial, emosional dan kemandirian
·  Perkembangan bahasa
·  Perkembangan kognitif
·  Perkembangan fisik/motorik
·  Perkembangan seni

Standar ini berisikan seperangkat kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh anak sesuai dengan tahapan usianya. yaitu
·  Standar Perkembangan  anak usia lahir  - 1 tahun
·  Standar Perkembangan anak usia 1 – 2 tahun
·  Standar Perkembangan anak usia 2 – 3 tahun
·  Standar Perkembangan anak usia 3 – 4 tahun
·  Standar Perkembangan anak usia 4 – 5 tahun
·  Standar  Perkembangan  anak usia 5 – 6 tahun



4. Prinsip-prinsip
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan/ pembelajaran pada pendidikan anak usia dini meliputi:

a.      Berorientasi pada Perkembangan Anak
Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
b.      Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.

c.       Bermain sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan prinsip pembelajaran di PAUD.  Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi untuk mengenal lingkungan sekitar, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak memperoleh pengalaman sehingga anak akan dapat membangun pengertian/pemahaman tentang hal-hal yang dialaminya

d.      Berpusat pada anak
Pembelajaran di PAUD hendaknya menempatkan anak sebagai subyek pendidikan. Oleh karena itu, semua kegiatan pembelajran diarahkan atau berpusat pada anak. Dalam pembelajaran berpusat pada anak, anak diberi kesempatan untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapat dan aktif melakukan atau mengalami sesndiri. Pendidik bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator.

e.      Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan  menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan bermain anak.

f.        Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menggunakan pembelajaran terpadu. Dimana setiap kegiatan pembelajaran  mencakup pengembangan seluruh aspek perkembangan anak. Hal ini dilakukan karena antara satu aspek perkembangan dengan aspek perkembangan lainnya saling terkait .Pembelajaran terpadu dilakukan dengan menggunakan tema sebagai wahana untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak secara utuh.


g.      Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Proses pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan berbagai kecakapan hidup agar anak dapat  menolong diri sendiri, mandiri dan  bertanggungjawab, memiliki disiplin diri serta memperoleh keterampilan yang berguna bagi kelangsungan hidupnya..

h.      Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran memanfaatkan lingkungan  sekitar , nara sumber dan bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru. 

i.        Dilaksanakan secara bertahap dan  berulang–ulang
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Untuk mencapai pemahaman konsep yang optimal maka penyampaiannya dapat dilakukan secara berulang

j.        Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.

k.      10. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan anak memenuhi rasa ingin tahunya.

            D. Rambu - rambu

1.      Standar isi ini merupakan acuan bagi pendidik dalam menyusun program kegiatan atau perencanaan pembelajaran untuk mencapai optimalisasi perkembangan anak.
2.      Standar isi ini merupakan pedoman bagi para pendidik, orang tua, guru, orang dewasa lain untuk digunakan dalam rnagka menstimulasi perkembangan anak..
3.      Standar isi ini dirancang untuk melayani anak sesuai dengan tahapan usianya.
4.      Standar isi ini merupakan standar perkembangan yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.Standar isi ini dirancang sebagai acuan assessment perkembangan anak.
5.      Standar perkembangan ini merupakan perkembangan minimal. Pendidik dapat memberikan pengayaan sejauh tidak membebani anak dan/atau jika anak  telah menunjukkan keberhasilan
6.      Pelaksanaan pembelajaran tidak bersifat kaku tetapi disesuaikan dengan kondisi daerah.
7.      Bagi bentuk satuan pendidikan anak usia dini yang memiliki kekhasan, misalnya berbasis agama dapat menambah materi kegiatan sejauh tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan dan tidak menyimpang akidah salah satu agama.

Jumat, 11 Maret 2011

KONSEP PENGEMBANGAN DAN CONTOH MODEL SILABUS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas dan keberhasilan pelaksanaan atau penerapan suatu program dipengaruhi oleh banyak faktor, satu diantaranya adalah perencanaan yang matang. Sebuah perencanaan yang matang disusun dengan mempertimbangkan kesesuaian antara kebutuhan riil sasaran dengan tujuan yang ingin dicapai, ketersediaan sarana dan tenaga pendukung, serta ketepatan waktu yang diperlukan. Hal tersebut berlaku juga untuk perencanaan pembelajaran pada program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Perencanaan pembelajaran pada program PAUD merupakan langkah awal yang sangat penting untuk memberikan arah yang tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Komponen-komponen dalam Rencana pembelajaran yang meliputi tujuan yang ingin dicapai, konsep yang ingin dibangun, metode, sarana, dan rencana waktu pelaksanaan merupakan acuan bagi pendidik dalam menjalankan kegiatan pembelajaran yang sistematis.
Perencanaan pembelajaran pada program PAUD hendaknya merupakan satu kesatuan utuh yang diacu dari Standar Perkembangan dan disusun secara bertahap, dan sistematis, mulai dari Rencana Pembelajaran Tahunan (RPT), Rencana Pembelajaran Bulanan (RPB), Rencana Pembelajaran Mingguan (RPM), hingga Rencana Pembelajaran Harian (RPH).
Mengingat pentingnya fungsi perencanaan dalam kegiatan pembelajaran PAUD yang bermutu dan menyenangkan, maka perlu disusun Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembelajaran yang dapat dijadikan acuan bagi tenaga pendidik PAUD dalam merancang pembelajaran di lembaganya.

B. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

C. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman ini untuk memberikan pedoman bagi pengelola dan pendidik PAUD dalam menyusun rencana pembelajaran program.

D. Batasan Istilah
a. Perencanaan pembelajaran PAUD adalah proses penyusunan rancangan kegiatan pembelajaran yang akan dikelola pendidik untuk melejitkan potensi anak.
b. Pembelajaran PAUD adalah proses interaksi antara pendidik dan anak, anak dengan anak, dan anak dengan lingkungannya melalui kegiatan bermain yang menyenangkan.

BAB II
PRINSIP PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN

A. Sesuai Dengan Tahap Perkembangan Anak
Rencana pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat bagi pengembangan kemampuan anak.
Sebagai contoh untuk kelompok anak usia 2 tahun yang sudah dapat berjalan dengan lancar, rencana pembelajaran yang berisi latihan berdiri tentunya tidak menantang anak untuk berkembang lebih lanjut. Sebaliknya untuk kelompok anak tersebut yang belum mengenal warna, kegiatan untuk membuat pola warna tidak akan dapat dicapai anak.
Mengetahui tahap perkembangan kelompok usia anak dapat merujuk pada Standar Perkembangan.

B. Memenuhi Kebutuhan belajar Anak
Selain memperhatikan tahap perkembangan anak, rencana pembelajaran juga harus dapat memenuhi kebutuhan belajar anak secara individu karena setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Meskipun pada umumnya anak pada kelompok usia tertentu ada dalam tahap perkembangan yang sama, tetapi pada kenyataannya setiap anak memiliki kekhasan masing-masing. Oleh karena itu dalam menyusun rencana pembelajaran perlu juga memperhatikan kekhasan anak secara individu.
Memahami kekhasan dan kebutuhan pembelajaran masing-masing anak dapat dilakukan melalui Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) di saat anak baru masuk program, atau dengan cara mengamati saat anak main. DDTK adalah sekelompok instrumen yang digunakan untuk mendeteksi tahap perkembangan anak. Apabila perencanaan pembelajaran disusun setelah dilakukan penilaian, maka hasil penilaian perkembangan anak dapat dijadikan dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran berikutnya.

C. Menyeluruh (meliputi semua aspek perkembangan)
Rencana pembelajaran yang disusun harus mencakup semua aspek perkembangan anak yang meliputi: moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni sebagai satu kesatuan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Pada pendidikan anak usia dini pengembangan setiap aspek perkembangan disampaikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu dengan menggunakan tema. Contoh: dengan tema pembelajaran ”Aku”, aspek yang dikembangkan mencakup moral dan nilai-nilai agama (mengenal aku sebagai ciptaan Tuhan), bahasa (menambah kosa kata tentang aku, menceritakan keluargaku, dll), kognitif (menghitung jumlah anggota tubuh), sosial emosional (mengenal kesukaan dan ketidaksukaanku), dan seterusnya.

D. Operasional :
1. Tujuan Jelas dan dapat diukur:
Perencanaan yang dibuat harus berisi tujuan yang jelas dan ingin dicapai dalam pembelajaran. Seperti yang dipaparkan di depan, tujuan yang ingin dicapai mencakup pengembangan semua kemampuan anak. Penetapan indikator yang ingin dicapai dalam rencana pembelajaran harus bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari indikator paling sederhana, konkrit ke yang lebih rumit. Jumlah indikator yang ditetapkan dalam tujuan pun harus dibatasi sesuai dengan kemampuan.
Tujuan yang dituangkan dalam rencana pembelajaran pun harus dapat terukur, konkrit, dan dapat diamati.
Contoh perumusan tujuan:
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak (Tujuan masih umum belum kongkrit).
Bandingkan dengan tujuan berikut ini:
Anak mampu menjawab pertanyaan dengan tepat (lebih kongkrit/terukur).

2. Dapat Dilaksanakan:
Perencanaan disusun sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran, karena itu penyusunan rencana pembelajaran harus dipastikan dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Agar perencanaan dapat laksanakan maka harus memperhatikan sumber daya yang ada (SDM, sarana dan prasarana, lingkungan/muatan lokal), serta sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

E. Mengoptimalkan Potensi Lingkungan
Salah satu tujuan PAUD adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain anak diharapkan peka terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Anak dapat melihat lingkungan sebagai pusat sumber belajar, sebagai potensi yang harus dioptimalkan dan sebagai wahana yang harus dijaga kelestariannya. Karena itu pengembangan rencana belajar untuk PAUD harus berakar pada lingkungan yang ada di sekitar anak.
Lingkungan yang dimaksud disini meliputi, lingkungan fisik yakni orang-orang yang ada di sekitar anak (guru, pengelola, orang tua, masyarakat), benda-benda, tumbuhan, binatang, dan bangunan sekitarnya, cuaca, alam sekitar. Selain lingkungan fisk juga perlu memperhatikan lingkungan non fisik, yakni adat, budaya, nilai-nilai keagamaan, seni, bahasa, dan lainnya.
Lingkungan fisik maupun non fisik tersebut diatas menjadi sumber belajar yang tidak ada habisnya untuk diolah menjadi bagian dari perencanaan pembelajaran bagi anak usia dini.

Contoh:
Tema Tempat Beribadah,
Sub tema:: Masjid
Kegiatan yang akan dilaksanakan:
- Mendiskusikan perilaku yang diharapkan selama ada di masjid, kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di masjid.
- Mengajak anak langsung mengunjungi masjid untuk mengamati seluruh bagian bangunan masjid.
- Memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pengalamannya tentang masjid kedalam kegiatan-kegiatan seperti: melukis, menggambar, menyusun balok, bermain pasir, membentuk dengan playdough, menggunting, menyusun puzle, dll.
Mengoptimalkan potensi lingkungan juga dapat diartikan dengan memanfaatkan semua benda dan alat yang ada di lingkungan sebagai APE yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru bersama anak sebagai salah satu alternatif mengatasi kekurangan atau keterbatasan APE yang dimiliki.

BAB III
KOMPONEN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN


A. Tujuan Yang Ingin Dicapai
Pembelajaran yang direncanakan harus dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi: moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni. Setiap aspek perkembangan memuat indikator-indikator kemampuan. Indikator kemampuan merupakan kemampuan yang lebih spesifik dan terukur.
Tujuan yang ingin dicapai diambil dari indikator-indikator dari setiap aspek perkembangan yang ada dalam Standar Perkembangan.

B. Tema.
Tema adalah kerangka bahasan untuk mengenalkan berbagai konsep, sehingga anak mampu mengenal dan membangun konsep secara utuh, mudah dan jelas. Pemilihan tema dapat berdasarkan pada; (a) kehidupan terdekat anak, (b) minat anak atau kecenderungan anak, (c) permasalahan yang dihadapi, (d) pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki anak, (e) ketersediaan sumber yang dapat dipelajari dan diamati anak (orang, tempat yang dapat dikunjungi, buku-buku tentang tema), (f) ketersediaan berbagai media atau alat yang dapat dimainkan anak secara mandiri atau dengan sedikit bantuan kader/pendidik, (g) mendukung perkembangan kemampuan moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni (h) mengembangkan, (i) mengembangkan kosa kata anak, dan (j) nilai, kepercayaan, budaya yang berlaku di masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penentuan tema harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dan tidak dibakukan. Seringkali pendidik PAUD terjebak harus menyelesaikan tema. Tema pada dasarnya hanya sebuah media yang membungkus konsep. Bungkus ini dapat diganti atau diubah, yang penting kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan.

C. Metode Yang Dikembangkan
Dalam memilih metode atau jenis kegiatan yang dapat dilakukan bersama anak yang terpenting adalah anak terlibat aktif, anak memiliki kesempatan untuk menentukan sendiri cara main, jenis main yang akan dipilihnya, dengan siapa dia bermain. Tentu saja kegiatan yang direncanakan harus menyenangkan bagi anak. Jenis main yang dapat dirancang untuk anak meliputi main sensori motor, main pembangunan dan main peran.

D. Sarana Yang Diperlukan
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maka diperlukan sarana yang mendukung kegiatan main. Dalam lingkup ini sarana bermain yang bermutu tidak identik dengan mahal, tetapi yang lebih penting adalah mampu mendukung tercapainya tujuan tersebut. Pendidik diharapkan mampu memanfaatkan semaksimal mungkin sumber belajar yang ada di lingkungannya. Menentukan sarana yang diperlukan harus disesuaikan dengan tujuan, konsep, dan metode atau kegiatan main yang dikembangkan.
E. Waktu
Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan alokasi waktu secara tepat. Berapa lama rencana ini akan diterapkan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk setiap kali kegiatan pembelajaran. Rencana pembelajaran dapat disusun secara berjenjang dari mulai rencana pembelajaran tahunan lalu dijabarkan menjadi rencana pembelajaran bulanan, rencana belajar mingguan, hingga menjadi rencana pembelajaran harian.
Perencanaan waktu pembelajaran harian harus mempertimbangkan kebutuhan bermain anak. Lama bermain yang disarankan untuk kecukupan tersebut minimal 1 jam.
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN


A.Identifikasi kebutuhan bermain (Usia dan kemampuan)
Rencana pembelajaran disusun untuk memperkuat apa yang sudah dikuasai anak dan meningkatkan kemampuan anak ke tahap yang lebih tinggi. Untuk mengetahui kemampuan apa yang sudah dimiliki anak selama ini dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen DDTK atau hasil pengamatan observasi dan penilaian sebelumnya.
B. Menentukan tema
Penentuan tema dapat dilakukan oleh Tim pendidik di awal tahun, namun demikian tema tersebut tidak berarti baku, dapat berubah sesuai minat anak, dan kondisi terkini. Misalnya pada bulan Maret direncanakan mengambil tema transportasi, tetapi pada bulan tersebut ada bencana banjir, maka tema dapat berubah dari Transportasi menjadi Banjir.
Setiap tema dapat dikembangkan menjadi beberapa sub tema. Apabila satu tema akan dibahas dalam satu bulan, maka sub-sub tema dapat dibahas dalam rencana pembelajaran mingguannya. Banyaknya sub tema yang dikembangkan dari setiap tema tergantung dari berapa dalam materi tentang tema itu akan dibahas, serta seberapa besar minat anak terhadap tema tersebut.
C. Menyusun Rencana Pembelajaran

1. Rencana Pembelajaran Tahunan (RPT)
Rencana pembelajaran tahunan memuat aspek perkembangan dan indikatornya, konsep yang dikembangkan, alokasi waktu, rencana tema. Sebelum menyusun RPT, pendidik perlu merancang jadwal pelaksanaan pembelajaran tahunan.

Rencana Pembelajaran Tahunan disusun berdasarkan jadwal pembelajaran tahunan.
2. Rencana Pembelajaran Bulanan (RPB)
Setelah Rencana Pembelajaran Tahunan dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat Rencana Pembelajaran Bulanan. Di dalamnya memuat indikator, konsep, tema, dan kosa kata. Penyusunan Rencana Pembelajaran Bulanan dapat dilakukan dengan menggunakan Webbing.
4. Rencana Pembelajaran Harian
Rencana kegiatan harian merupakan penjabaran dari rencana kegiatan mingguan. Rencana kegiatan harian selain satu topik yang dibahas pada hari tersebut, juga berisi kegiatan main apa yang akan disiapka untuk anak dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Rencana kegiatan harian dapat diulang-ulang untuk beberapa hari pembelajaran.

BAB V
RENCANA PEMBELAJARAN ANAK USIA 0-6 TAHUN

- Untuk anak usia dini segala benda adalah bahan pembelajaran. Karena itu semua benda dapat dijadikan sebagai alat dan bahan belajar sejauh tidak membahayakan anak.
- Untuk anak usia 0-3 tahun kegiatan sensori motor sangat penting. Karena itu kegiatan main dengan bahan alam memiliki prosentase lebih besar.
- Saat anak main dengan bahan alam sesungguhnya anak sedang membangun kontrol terhadap diri sendiri. Kontrol terhadap emosi, motorik, perhatian, dan emosinya.
- Kemampuan klasifikasi merupakan kemampuan dasar yang harus dibangun. Kemampuan klasifikasi dibangun sejak bayi yakni sejak ia dapat merasakan kedatangan ibunya disaat ia menangis. Ketika di toddler klasifikasi dimulai melalui klasifikasi warna, bentuk dan ukuran. Pada kelompok usia yang lebih tua klasifikasi dikembangkan menurut jenis, kelompok, manfaat, atau ciri lain yang spesifik.
- Dalam program anak usia dini termasuk toddler bukan berapa banyak sentra yang dibuka tetapi yang terpenting adalah bagaimana anak dapat belajar di dalam sentra. Pendekatan yang membolehkan anak memilih mainan yang sudah ditata guru, membolehkan anak menggunakan mainan sesuai dengan tahapannya dan dukungan guru sesuai dengan kebutuhan belajar anak.

A. Rencana Pembelajaran untuk Bayi (Lahir-1 Th)
Pembelajaran untuk bayi bersifat individual, mengikuti perkembangan masing-masing bayi. Karenanya jadwal kegiatan bayipun sifatnya individu. Perencanaan pembelajaran untuk bayi tidak disusun secara terstruktur, tetapi lebih mengikuti kemampuan yang sudah dicapai anak, dan disesuaikan dengan perkembangan yang seharusnya dicapai pada usia tersebut. Untuk mengetahui tahap perkembangan bayi pada usia tersebut dapat merujuk pada Standar Perkembangan.

Rencana Pembelajaran untuk Anak Usia 1-2 tahun

 Rencana Pembelajaran untuk anak usia 1-2 tahun harus didasarkan pada hasil observasi perilaku dan pengukuran sederhana setiap anak.
 Jadwal harian dengan beberapa kegiatan yang direncanakan harus dibawah pangawasan orang dewasa, dalam hal ini pendidik yang bertanggung jawab terhadap kelompok usia tersebut.
 Rencana pembelajaran tetap merujuk pada pengembangan semua aspek perkembangan yakni: moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni.
 Saat anak memasuki usia 1 tahun anak sudah dapat memiliki kelompok kecil dengan bimbingan 1 guru. Anak dengan kelompok kecilnya dapat membuat kegiatan yang lebih banyak pada pengembangan motorik kasar dengan melakukan banyak kegiatan dari tempat satu ke tempat lainnya. Jenis main sensorimotor dengan berbagai tekstur dan alat serta bahan main yang beragam sangat membantu perkembangan anak.
 Rencana Pembelajaran dapat disusun untuk kegiatan di dalam atau di luar ruangan.
 Pembelajaran mencakup pengenalan banyak ragam benda dan binatang yang aman sangat baik untuk mengembangkan konsep dirinya yang positif, semangat, keseriusan, dan kepekaan terhadap dunianya.
 Rencana kegiatan makan dibimbing oleh satu orang guru tetap. Rencana kegiatan makan ini membentuk disiplin, konsep diri positif, membangun hubungan dengan kelompok, karena usia ini masih tahap sosial soliter (sendiri-sendiri). Pengalaman makan sendiri juga baik untuk mengembangkan kemampuan motorik halus dengan menekankan pada kematangan koordinasi tangan dengan alat yang digunakannya sebagai latihan untuk menulis.
 Rencana pembelajaran juga ditujukan untuk pengembangan kosa kata baru. Pengenalan kosa kata dilakukan di semua kegiatan, termasuk saat makan. Contoh: Saat hendak makan dengan kelompoknya, Pendidik mengatakan; ” kita akan makan nasi, sayur bayam, tempe, susu, pisang.” semua yang disebutkan diperlihatkan atau ditunjuk satu per satu. Lalu digunakan untuk mengenalkan hitungan. Misalnya; ”kita punya piring, sendok, gelas, ayo hitung, satu.., dua.., tiga.., empat. Semuanya empat-empat. Piring untuk Anisa, satu untuk Hamdani, satu untuk Alifa, satu untuk Alex, dan satu untuk ibu guru.” ini mengajarkan konsep hubungan satu ke satu antara benda dengan nama anak.

B. Rencana Pembelajaran untuk Anak Usia 2-3 tahun

- Rencana pembelajaran anak usia 2-3 tahun harus memperkuat kegiatan sensorimotor dan mengarah pada main peran, serta memunculkan main pembangunan.
- Jenis main anak mulai bertambah menjadi main sensorimotor, main peran, dan main pembangunan.
- Rencana pembelajaran sudah mulai dikenalkan dengan tema sebagai fokus pembahasan.
- Kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan sentra, tetapi mulai dikenalkan dengan sentra.
- Kegiatan pembelajaran pada kelompok usia ini masih dibimbing oleh satu orang pendidik yang mengikuti kegiatan di semua sentra main.
- Kegiatan pembelajaran mulai dikenalkan dengan menggunakan pijakan lingkungan, pijakan sebelum main, saat dan sesudah main.
- Perkembangan bahasa anak usia ini sangat pesat, kembangkan kemampuan bahasa dalam semua kesempatan bermain dengan anak.
- Kemampuan utama yang diperlukan guru anak usia 2-3 tahun (toddler) adalah kemampuan klasifikasi dan penggunaan bahasa kepada anak.
- Mainan untuk kelompok anak usia 2-3 tahun perlu ditata untuk mendukung anak agar bisa main sendiri dan main berdampingan.

Contoh Rencana pembelajaran

Tema : Kendaraan
Tujuan Pembelajaran : (Diambil dari perkembangan dasar)
Konsep dan Kosakata : roda, setir, mengendarai, truk, bus, mobil, klakson, berisik, suara, terang, besar, cepat, lambat, hati-hati, jalan raya, aman, tempat duduk di mobil.

Sentra Main Peran
Alat main yang digunakan:
1. truk dan mobil-mobilan kecil
2. buku tentang truk dan mobil
3. instrumen musik sederhana untuk menyanyi tentang truk dan mobil
4. puzzle truk dan mobil
5. baju seperti pemadam kebakaran atau sopir bus
6. meja kecil dengan boneka, popok, botol susu, oto, topi bayi
7. telepon di meja lainnya

Sentra Memasak
Alat main yang digunakan:
Dapur ditata dengan nampan-nampan dan makanan serta cangkir-cangkir.


Sentra Balok
Alat main yang digunakan:
1. balok berwarna
2. balok tanpa warna
3. truk dan mobil-mobilan kecil dari balok
4. mobil-mobilan magnetik dari plastik
5. buku tentang truk dan mobil
6. instrumen musik sederhana untuk menyanyi tentang truk dan mobil
7. puzzle truk dan mobil
8. rumah-rumah dengan mobil kecil
9. lego besar dari kayu dan plastik
10. papan tangga untuk menyusun kepingan kayu

Sentra Bahan Alam
Alat main yang digunakan:
1. meja air dengan mangkuk saringan dan binatang laut untuk 8 anak
2. krim cukur dab mobil-mobilan kecil di atas meja
3. serok dan ember dalam bak pasir
4. tabung dengan cangkir kecil isi lumpur dan serok
5. keranjang belanjaan dengan bayi
6. truk dorong
7. semprotan

10 CARA MEMBUAT BALITA CERDAS


Anak balita memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyerap kepandaian dan informasi baru dibandingkan anak yang berusia lebih tua. Penelitian menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan matematika sejak usia balita, akan membuat mereka lebih mudah menangkap pelajaran tersebutnantinya.
Berikut sejumlah cara yang bisa mendorong serta melatih mereka agar memiliki otak cerdas.
1.                  Mengajak bicara. Ceritakan tentang apa saja padanya. Yang jelas, anak jadi tahu, dia merupakan pusat perhatian Anda. Hal ini akan mendukungnya di dalam perkembangan pengetahuan bahasa dan pemikirannya.
2.                  Pilih buku anak-anak dengan huruf yang besar dan gambar yang jelas. Hal ini akan menolong anak mengerti apa yang mereka lihat dan juga pelan-pelan belajar membaca kata.
3.                  Beli kaset/VCD/DVD berbahasa asing. Akan lebih mudah untuk anak balita menangkap bahasa asing daripada di kemudian hari.
4.                  Beli software komputer untuk anak balita. Banyak software yang melatih kemahiran menggunakan keyboard karena sebelum berusia 2,5 tahun anak cenderung sulit menggunakan mouse.
5.                  Beli huruf abjad yang terbuat dari plastik dan simpan di kamar mandi. Setiap kali mandi, perkenalkan huruf baru dan lakukan berulang-ulang hingga anak hafal. Dengan cara itu, pelan-pelan anak akan mulai belajar adanya hubungan antara berbicara dan menulis di dalam bahasa.
6.                  Selalu lakukan pengulangan. Banyak orang tua merasa frustrasi jika anaknya berulang-ulang membaca satu halaman di buku yang sama atau menonton film/VCD yang itu-itu saja. Jangan sebal dan panik! Ini merupakan suatu bagian penting di mana anak mengenal proses informasi.
7.                  Beli huruf-huruf dan angka-angka yang terbuat dari magnit. Hal ini memungkinkan anak bermain sambil belajar di depan lemari es. Kenalkan kata-kata yang baru setiap minggu.
8.                  Bacakan suatu cerita setiap hari. Baca dengan intonasi dan ekspresi seperti kita sedang bermain drama.
9.                  Ingat, pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan pendidikan akademis. Penelitian menun-jukkan, perkembangan otak juga berhubungan erat dengan pendidikan jasmani, seperti merangkak sebelum usia 1 tahun. Jika Anda dan si balita sering melakukan aneka kegiatan olahraga bersama, hal ini dapat membantu menambah perkembangan fisik serta otak anak. Entah itu berlari-lari, naik kuda, berenang, dan lainnya.
10.             Beli satu set pelajaran dan pendidikan untuk anak balita. Termasuk di dalamnya buku-buku, video, kaset, dan bagaimana caranya mengajarkannya. Baca dan belajarlah berdua anak. Membeli ensiklopedia bergambar khusus untuk anak pun, tak ada salahnya

SUSUNAN PENGURUS HIMPAUDI KEC. DRAMAGA

SUSUNAN PENGURUS CABANG HIMPAUDI
KEC.DRAMAGA
PERIODE 2011 - 2015

Pembina                     : Yulika ( UPTK XXX ) Kec. Dramaga

Ketua             : Mardiah
Wakil Ketua   : Herlina
Sekretaris       : Asep Furkon
Wakil Sekr     : Rini Setiawati
Bendahara      : Yasminah
Wakil Bend    : Nurdiah

Bidang - bidang            :
1. Bidang Organisasi     : Ernawati
                                      Suherti

2. BP4                         : Sri Indah
                                      Aryanti Sapartinah
                                     
3. Bidang Humas          : Endung S
                                      Erni Utami

4. Bidang Kaesko         : Nanah Sri Yanih S.E
                                      Fitri Kusnita
                                   
5. Bidang Sen-Bud        : Amilia Idris
                                       Ridillah

Photo Kegiatan Pembentukan HIMPAUDI

PEMBENTUKAN PENGURUS HIMPAUDI KEC.DRAMAGA

Hari Kamis Tepatnya tanggal 10 Bulan Maret tahun 2011 bertempat di Aula Kec. Dramaga telah diadakan Pemilihan Pengurus Himpaudi Kec. Dramaga Kabupaten Bogor yang dihadiri oleh Ketua UPTK XXX, Bapak dan Ibu Camat, PLS Kecamatan Dramaga serta Para Pengurus Himpaudi Kabupaten Bogor dan Para Pengelola sekaligus Tutor Paud sekecamatan Dramaga. Kegiatan Alhamdulillah berjalan dengan Kondusif sehingga Pembentukan Pengurus Berjalan dengna Baik.Mau lihat Poto - potonya Ga???? silahkan klik entrian berikutnya